Camelon 4/Camelon 8

Camelon 4 Ggn endokrin, rematik, hematologi; peny kolagen, dermatologis, mata, pernapasan, neoplastik, GI; kondisi alergi & edema; eksaserbasi akut sklerosis multipel; meningitis TB dg blok subaraknoid, trikinosis dengan keterlibatan neurologis atau miokardium. Camelon 8 Asma bronkial, rinitis alergi, urtikaria, eksim atau dermatitis, demam rematik akut, artritis reumatoid, anemia hemolitik yg didapat (autoimun), ITP pd dewasa, mieloblastosis, limfogranulomatosis, kolitis ulseratif, sindrom nefrotik, peny kulit, lupus eritematosus, dermatomiositis. Supresi respons imun ssdh transplantasi. Adjuvan dalam pengobatan dg agen sitostatik atau dalam radioterapi. Substitusi pd insufisiensi adrenokortikal primer & pasca adrenalektomi.

Camelon 4 Dosis bersifat individual. Dosis awal: 4-48 mg/hr, tergantung jenis penyakitnya. Sklerosis Multipel 160 mg/hr selama 1 minggu, dilanjutkan dg 64 mg tiap 2 hr sekali selama 1 bln. Terapi 2 hr sekali: Berikan 2 x dosis lazim harian tiap 2 hr 1 x pd pagi hr. Camelon 8 Dws Dosis awal: 4-80 mg/hr. Dosis pemeliharaan: 4-8 mg hr, dpt ditingkatkan hingga 16 mg/hr. Anak Dosis awal: 0.8-1.1 mg/kg. Dosis pemeliharaan: 2-4 mg / hr, dpt ditingkatkan hingga 8 mg / hr. Tambahan (adjuvan) utk terapi mineralokortikoid pd penyakit Addison Dosis pengganti: 4-8 mg pd situasi stres, hingga 16 mg/hr.

Sebaiknya diberikan bersama makanan.

Hipersensitivitas thd metilprednisolon atau glukokortikoid lain. Camelon 4 Infeksi jamur sistemik. Pemberian vaksin hidup atau vaksin hidup yang dilemahkan pada pasien yang sedang mendapat kortikosteroid dosis imunosupresif. Camelon 8 Tukak lambung, osteoporosis, ggn psikiatrik, amebiasis, infeksi mikosis sistemik, poliomielitis, glaukoma sudut terbuka atau sempit & penyakit virus.

Dpt menyebabkan katarak subkapsular, glaukoma & meningkatkan pembentukan infeksi jamur atau virus. Dpt menutupi tanda-tanda infeksi. Tdk boleh dihentikan scr tiba-tiba, tetapi hrs bertahap. Tingkatkan dosis pd pasien dg situasi stres. Pasien tdk boleh menerima vaksin cacar atau vaksin dosis tinggi lainnya. Pantau dg cermat pasien dg reaktivitas TB-laten atau tuberkulin. Dpt menghambat pertumbuhan & perkembangan dengan penggunaan jangka panjang pd anak. Camelon 4 Reaksi alergi (misalnya, angioedema) dpt terjadi. Dpt meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, & infeksi baru dpt muncul selama penggunaan. Supresi hipotalamus-hipofisis-adrenal dpt terjadi dalam jangka panjang. Insufisiensi adrenal akut dpt terjadi jika terapi dihentikan secara tiba-tiba. Sindrom penarikan dpt terjadi ssdh penghentian mendadak. Hindari penggunaannya pd pasien dg penyakit Cushing. Peningkatan glukosa darah, memperburuk diabetes yg sudah ada sebelumnya, & predisposisi DM pd mereka yg menjalani terapi jangka panjang. Gangguan psikis dapat muncul & dapat memperburuk ketidakstabilan emosional atau kecenderungan psikotik yang ada. Gejala psikologis dpt berkembang, terutama jika diduga terdapat depresi atau pemikiran untuk bunuh diri; kemungkinan gangguan kejiwaan dpt terjadi selama atau segera ssdh dilakukan penurunan atau penghentian dosis. Ggn kejang; miastenia gravis; perforasi kornea pada pasien dengan herpes simpleks okular; gagal jantung kongestif; trombosis termasuk tromboemboli vena, hipertensi; kolitis ulseratif nonspesifik; sklerosis sistemik; feokromositoma yg dicurigai atau teridentifikasi. Lipomatosis epidural dg penggunaan jangka panjang pada dosis tinggi. Korioretinopati serosa sentral yg menyebabkan ablasi retina. Dapat menyebabkan pasien dg faktor risiko kardiovaskular mengalami efek kardiovaskular tambahan pd penggunaan dosis tinggi & pengobatan jangka panjang. Pankreatitis akut dg dosis tinggi. Dpt menutupi gejala tukak lambung (perforasi atau perdarahan dpt terjadi tanpa nyeri yg signifikan); peritonitis atau tanda atau gejala lain yg berhubungan dg ggn GI misalnya, perforasi, obstruksi, atau pankreatitis. Ggn hepatobilier. Miopati akut (dosis tinggi) pada pasien dengan gangguan transmisi neuromuskular atau mereka yang menerima terapi bersamaan dg antikolinergik. Peningkatan kreatin kinase dpt terjadi. Peningkatan TD, retensi garam & air, & peningkatan ekskresi K dg dosis besar. Mungkin diperlukan pembatasan garam makanan & suplementasi K. Peningkatan ekskresi Kalsium. Tdk diindikasikan utk pengobatan cedera otak traumatis. Kombinasi dengan aspirin & OAINS. Dpt memengaruhi kemampuan mengemudi & menggunakan mesin. Insufisiensi ginjal. Dpt mengganggu kesuburan. Risiko katarak nuklir; peningkatan tekanan intrakranial pada bayi & anak. Camelon 8 Pasien dg hipertensi berat & insufisiensi jantung. Lakukan kontrol mata setiap 3 bulan dalam pengobatan jangka panjang. Periksa kembali nilai gula darah & urin pd pasien diabetes. Dpt memperkuat efek glukokortikoid pd pasien dengan hipotiroid atau sirosis hati. Tdk dianjurkan utk wanita hamil & ibu menyusui.

Camelon 8 Moon face, obesitas , kelemahan otot, hipertensi, osteoporosis, toleransi glukosa berkurang, DM, gangguan sekresi hormon seks, tukak lambung, gangguan respon antibodi, retardasi pertumbuhan pada anak, glaukoma, katarak, trombosis, pankreatitis; sakit kepala, vertigo, peningkatan tekanan intrakranial dg papilledema; ggn elektrolit, retensi cairan; ggn dermatologis & imunologis.

Penurunan klirens pd pemberian bersama dg ketokonazol & troleandomisin. Pemberian bersama dg siklosporin menyebabkan kejang. Camelon 4 Penurunan klirens hati & peningkatan kadar obat ini dalam plasma jika diberikan bersama dg obat golongan inhibitor CYP3A4, seperti antibakteri (INH), jus jeruk bali, antagonis kalsium (mibefradil), antagonis reseptor histamin H2 (simetidin), antiemetik (aprepitant, fosaprepitant), antijamur (itrakonazol), penghambat kanal kalsium (diltiazem), kontrasepsi oral (etinilestradiol/noretindrone), imunosupresan (siklosporin, siklofosfamid, takrolimus), antibakteri makrolida (klaritromisin, eritromisin), antivirus (HIV-PI). Peningkatan klirens hepatik & penurunan konsentrasi plasma dg penginduksi CYP3A4, seperti antibiotik antituberkulosis (rifampin, rifabutin), antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, primidon, karbamazepin). Dpt memengaruhi klirens hepatik pd pemberian bersama dg substrat CYP3A4 lain misalnya, imunosupresan (siklofosfamid, takrolimus). Berpotensi meningkatkan laju asetilasi & klirens INH. Dpt mengurangi efek antikolinesterase pd miastenia gravis. Dpt meningkatkan kadar glukosa darah dari obat antidiabetes. Dpt meningkatkan kadar obat ini dalam plasma pada pemberian bersama dg obat golongan Protease Inhibitor (PI) (misalnya indinavir, ritonavir). Dpt menginduksi metabolisme HIV-PI (HIV Protease Inhibitor). Dpt menyebabkan eksaserbasi perubahan endokrin pd  supresi adrenal yg diinduksi aminoglutetimida. Pemberian bersama dg OAINS meningkatkan insidensi perdarahan GI & ulserasi. Pemberian bersama dg aspirin dosis tinggi menyebabkan penurunan kadar salisilat serum. Menyebabkan miopati akut pd pemberian bersama dg antikolinergik (misalnyaobat penghambat neuromuskular). Menghambat efek penghambat neuromuskular dari pankuronium & vekuronium. Meningkatkan efikasi antikoagulan kumarin. Peningkatan risiko hipokalemia dpt terjadi pd pemberian bersama dg penipis K (misalnya, diuretik), amfoterisin B, xantin, atau agonis β2. Camelon 8 Dpt mempotensiasi/meningkatkan efek glikosida pd pemberian bersama dg glikosida jantung. Dpt mempotensiasi/meningkatkan efek pendeplesi K pd pemberian bersama dg diuretik. Menurunkan efek hipoglikemik dari obat antidiabetes & efek antikoagulan dari derivat kumarin. Penurunan efek kortikosteroid pd pemberian bersama dg rifampisin, fenitoin, atau barbiturat. Dpt mempotensiasi/meningkatkan klirens asetosal dosis tinggi kronis.

Hormon Kortikosteroid

H02AB04 - methylprednisolone ; Belongs to the class of glucocorticoids. Used in systemic corticosteroid preparations.

K